Telah dilakukan penelitian tentang pengaruh perbedaan penggunaan bahan pengemas dan lama penyimpanan pada suhu kamar terhadap sifat fisiko-kimia produk natrium alginat Natrium alginat yang digunakan dalam penelitian ini adalah hasil ekstraksi dari rumput laut coklat jenis Sargassum filipendula dan Turbinaria ornate. Natrium alginat dikemas dalam kantong plastik dan aluminium foil, lalu disimpan pada suhu kamar selama 3 bulan. Selama penyimpanan, natrium alginat dicuplik pada setiap bulan dan dianalisis sifat fisko-kimianya secara organoleptik (warna, bau, tekstur, dan rupa), fisika (viskositas dan derajat putih) dan kimia (kadar air dan abu). Hasil penelitian menunjukkan bahwa natrium alginat hasil ekstraksi dari Sargassum filipendula, baik yang dikemas dalam kantong plastik maupun dalam aluminium foil, memiliki warna coklat muda, bau berubah-ubah anatara 19.53% - 21.71%, viskositas cenderung menurun tajam dari 160 cps menjadi 22 cps dan derajat putih berubah-ubah sekitar 26.11 – 36.41 cps. Sedankan natrium alginat hasil ekstraksi dari Turbinaria ornata, baik yang dikemas dalam kantong plastik maupun dalam aluminium foil, memiliki warna coklat muda, bau netral, tekstur keras dan rapuh, rupa kusam, kadar air berubah-ubah sekitar 18.83% - 22.46%, kadar abu sekitar 19.53% - 21.71%, derajat putih sekitar 29.14% - 34.93%, dan viskositas cenderung menurun dari 90 cps menjadi 52.50 cps yang dikemas dalam kantong plastik dan dari 80 cps menjadi 52.50 cps yang dikemas dalam aluminium foil.
Thamrin Wikanta, Jamal Basmal dan Yunizal, 2000. Pengaruh Perbedaan Penggunaan Bahan Pengemas dan Lama Penyimpanan Pada Suhu Kamar Terhadap Sifat Fisiko-kimia Produk Natrium alginat. Prosiding Seminar Hasil Penelitian Perikanan 1999/2000, Sukamandi 21 – 22 September 2000. Pusat Penelitian dan Pengembangan Eksplorasi Laut dan Perikanan, Departemen Kelautan dan Perikanan. Halaman : 301 – 309.
Thursday, December 28, 2006
Riset Produksi Pupuk Organik Dari Makroalga
Riset produksi pupuk organik dari makroalgae telah dilakukan dengan menggunakan dua jenis rumput laut, Gracillaria sp dan Sargassum filipendula. Pupuk organik dibuat dengan cara merebus rumput laut merah Gracillaria sp. dan Sargassum filipendula dalam air dan larutan Na2CO3 2% (1 : 30; 1 : 35; dan 1 : 40 b/v) pada suhu 60oC selama 60 menit. Larutan kental rumput laut panas tersebut disaring, kemudian pH larutan dinetralkan dengan larutan H3P04 10% yang digunakan sebagai pupuk organik cair dan dalam pemakaiananya diencerkan dan disemprotkan kepada tanaman uji pertumbuhan cabe (Hot Pepper Tornado) dan bayam (Amaranth Alabama). Hasil dari riset ini belum dapat diselesaikan tahun ini tapi harus diteruskan pada anggaran tahun berikutnya (proposal 2004).
Yunizal, Tazwir, M. Darmawan, Nurul Hak, 2003. Riset Produksi Pupuk Organik Dari Makroalga. Hasil Penelitian Tahun 2003. Riset Optimasi Pemanfaatan Makro dan Mikro Algae. Pusat Riset Pengolahan Produk dan Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan, Badan Riset Kelautan dan Perikanan, Departemen Kelautan dan Perikanan, 2003.
Yunizal, Tazwir, M. Darmawan, Nurul Hak, 2003. Riset Produksi Pupuk Organik Dari Makroalga. Hasil Penelitian Tahun 2003. Riset Optimasi Pemanfaatan Makro dan Mikro Algae. Pusat Riset Pengolahan Produk dan Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan, Badan Riset Kelautan dan Perikanan, Departemen Kelautan dan Perikanan, 2003.
Riset Fortifikasi Sargassum sp. Sebagai Sumber Yodium Ke Pada Makanan
Riset fortifikasi rumput laut coklat jenis Sargassum filipendula sebagai sumber yodium ke dalam roti alga telah dilakukan menggunakan bubuk rumput laut coklat ke dalam formula roti alga adalah 0%, 2.5%. 5%. 7.5% dan 10% dari berat adonan roti alga yang berturut-turut jumlahnya adalah 0 gr, 17.5 gr, 35 gr, 52.5 gr dan 70 gr. Formulasi roti alga yang dibuat adalah sebagai berikut : telor 7 biji, gula 200 gr, bahan pengembang 25 gr, vanili 25 gr, baking powder 12,5 gr, terigu 185 gr, margarin cair 150 gr, susu manis 25 gr, santan matang 50 ml, dan bubuk rumput laut coklat.
Hasil riset menunjukkan bahwa roti alga yang disukai oleh panelis bila dibuat dari formula yang menambahkan bubuk Sargassum filipendula 2.5%. Jumlah Bakteri Total (TPC) pada roti alga masih tinggi dan bebas dari bakteri berbahaya seperti E. coli. Kadar yodium pada roti alga tanpa ditambahkan bubuk Sargassum filipendula adalah 0.125 mgr/100 gr roti alga dan bila penambahan bubuk Sargassum filipendula 10% adalah 0.228 mgr/100 gr roti alga.
Yunizal, Darmawan dan Tazwir, 2003. Riset Fortifikasi Sargassum sp. Sebagai Sumber Yodium Ke Pada Makanan. Hasil Penelitian Tahun 2003. Riset Optimasi Pemanfaatan Makro dan Mikro Algae. Pusat Riset Pengolahan Produk dan Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan, Badan Riset Kelautan dan Perikanan, Departemen Kelautan dan Perikanan, 2003.
Hasil riset menunjukkan bahwa roti alga yang disukai oleh panelis bila dibuat dari formula yang menambahkan bubuk Sargassum filipendula 2.5%. Jumlah Bakteri Total (TPC) pada roti alga masih tinggi dan bebas dari bakteri berbahaya seperti E. coli. Kadar yodium pada roti alga tanpa ditambahkan bubuk Sargassum filipendula adalah 0.125 mgr/100 gr roti alga dan bila penambahan bubuk Sargassum filipendula 10% adalah 0.228 mgr/100 gr roti alga.
Yunizal, Darmawan dan Tazwir, 2003. Riset Fortifikasi Sargassum sp. Sebagai Sumber Yodium Ke Pada Makanan. Hasil Penelitian Tahun 2003. Riset Optimasi Pemanfaatan Makro dan Mikro Algae. Pusat Riset Pengolahan Produk dan Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan, Badan Riset Kelautan dan Perikanan, Departemen Kelautan dan Perikanan, 2003.
Riset Fraksinasi Mannuronat dan Guluronat Dari Natrium Alginat
Riset fraksinasi manuronat dan guluronat dari Na-alginat telah dilakukan dengan menggunakan rumput laut coklat Sargassum filipendula sebagai bahan baku penelitian. Bahan baku ini di panen dari alam di perairan Binuangeun (Kabupaten Lebak, Provinsi Banten) direndam dalam larutan KOH 0.1% selama 1 jam, kemudian dicuci dengan air selanjutnya di jemur dengan sinar matahari hingga kering. Ekstraksi Na-alginat dari rumput laut coklat kering dilakukan menurut prosedur ekstraksi Na-alginat yang sudah diperoleh dari penelitian sebelumnya. Fraksinasi Manuronat dan Guluronat dari Na-alginat yang diekstraksi dari rumput laut coklat jenis Sargassum filipendula. Rumput laut ini dikelompokkan berdasarkan ukuran panjang thallus-nya, yaitu <20 cm; 21 cm – 30 cm; 31 cm – 40 cm; 41 cm – 50 cm dan 51 cm – 60 cm dan setelah kering dilakukan ekstraksi Na-alginat dan fraksinasi Manuronat dan Guluronat menurut metode Nishide et al. (1987).
Hasil riset telah mendapatkan teknik fraksinasi manuronat dan guluronat. Disamping itu, ternyata bahwa senyawa manuronat banyak terdapat pada ukuran panjang thallus rumput laut coklat yang kurang dari 20 cm (kadar manuronat/guluronat adalah 3.4329.). Bila ukuran panjang thallus rumput laut coklat bertambah panjang, senyawa manuronat berkurang tetapi senyawa guluronat bertambah (panjang thallus rumput laut 51 cm – 60 cm, perbandingan manuronat/guluronat adalah 1.4807).
Yunizal, Tazwir dan M. Darmawan, 2003. Riset Fraksinasi Mannuronat dan Guluronat Dari Natrium Alginat. Hasil Penelitian Tahun 2003. Riset Optimasi Pemanfaatan Makro dan Mikro Algae. Pusat Riset Pengolahan Produk dan Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan, Badan Riset Kelautan dan Perikanan, Departemen Kelautan dan Perikanan, 2003.
Hasil riset telah mendapatkan teknik fraksinasi manuronat dan guluronat. Disamping itu, ternyata bahwa senyawa manuronat banyak terdapat pada ukuran panjang thallus rumput laut coklat yang kurang dari 20 cm (kadar manuronat/guluronat adalah 3.4329.). Bila ukuran panjang thallus rumput laut coklat bertambah panjang, senyawa manuronat berkurang tetapi senyawa guluronat bertambah (panjang thallus rumput laut 51 cm – 60 cm, perbandingan manuronat/guluronat adalah 1.4807).
Yunizal, Tazwir dan M. Darmawan, 2003. Riset Fraksinasi Mannuronat dan Guluronat Dari Natrium Alginat. Hasil Penelitian Tahun 2003. Riset Optimasi Pemanfaatan Makro dan Mikro Algae. Pusat Riset Pengolahan Produk dan Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan, Badan Riset Kelautan dan Perikanan, Departemen Kelautan dan Perikanan, 2003.
Riset Produski Natrium Alginat Dengan Viskositas Tinggi
Riset Na-alginat viskositas tinggi telah dilakukan dengan menggunakan rumput laut coklat Sargassum filipendula sebagai bahan baku penelitian. Bahan baku ini di panen dari alam di perairan Binuangeun (Kabupaten Lebak, Provinsi Banten). Setelah rumput laut coklat dipanen, direndam dalam larutan KOH 0.1% selama 1 jam, kemudian dicuci dengan air selanjutnya di jemur dengan sinar matahari hingga kering. Ekstraksi Na-alginat dari rumput laut coklat kering dilakukan menurut prosedur ekstraksi Na-alginat yang sudah diperoleh dari penelitian sebelumnya. Riset Na-alginat viskositas tinggi telah dilakukan dengan penambahan larutan formaldehid (0, 1, 2, 3 % v/v) ke dalam larutan filtrat setelah penyaringan rumput laut kental panas. Na-alginat yang dihasilkan tanpa penambahan formaldehid bila diuji viskositasnya menurut metoda yang biasa dilakukan, ternyata penambahan formaldehid dapat meninggikan viskositasnya yang rata-rata besarnya adalah 15.750 cPs dan bila penambahan formaldehid sebanyak 4% viskositas adalah 17.700 cPs. Produksi Na-alginat yang dihasilkan bila ditambahkan formaldehid dan dianalisa menurut metode API Spe.13A, viskositas yang diperoleh cukup tinggi dan memenuhi persyaratan sebagai Na-alginat viskositas tinggi.
Yunizal, Tazwir, Nurul Hak dan M. Darmawan, 2003. Riset Produski Natrium Alginat Dengan Viskositas Tinggi. Hasil Penelitian Tahun 2003. Riset Optimasi Pemanfaatan Makro dan Mikro Algae. Pusat Riset Pengolahan Produk dan Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan, Badan Riset Kelautan dan Perikanan, Departemen Kelautan dan Perikanan, 2003.
Yunizal, Tazwir, Nurul Hak dan M. Darmawan, 2003. Riset Produski Natrium Alginat Dengan Viskositas Tinggi. Hasil Penelitian Tahun 2003. Riset Optimasi Pemanfaatan Makro dan Mikro Algae. Pusat Riset Pengolahan Produk dan Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan, Badan Riset Kelautan dan Perikanan, Departemen Kelautan dan Perikanan, 2003.
Studi Asam Lemak Omega-3 Pada Bagian-bagian Tubuh Ikan Kembung Laki-laki (Restriliger kanagurta) Yang Di es
Bahan baku utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah ikan kembung laki-laki (Rastrelliger kanagurta) yang disimpan dengan menggunakan es dengan perbandingan 1 : 1 selama 8 hari dengan selang analisis stiap 4 hari. Analisis yang dilakukan meliputi : proksimat (kadar air, abu, lemak dan protein) yang dilakukan pada awal dan akhir pengamatan, bilangan peroksida bilangan iod, kandungan asam lemakomega-3 (DHA, EPA dan linolenat) dan uji organoleptik (mata, insang, sayatan, bau, danging perut dan tekstur daging). Pada ikan kembung segar yaitu hari ke-0 sebelum disimpan dilakukan analisis-analisis tersebut di atas sebagai kontol. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) sederhana klasifikasi satu arah dengan dua kali ulangan. Bila analisis ragam menunjukkan hasil yang berbeda nyata terhadap faktor lama penyimpanan, maka dilakukan uji lanjut organoleptik menggunakan statistik non parametrik dengan metode uji Krusjall-Wallis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyimpanan memberikan pengaruh yang nyata terhadap kadar air, abu, protein, lemak, bilangan peroksida, bilangan iod dan kandungan asam lemak omega-3, tetapi kadar abu pada bagian kepala relatif tidak mengalami perubahan. Penyimpanan juga cenderung menurunkan daya terima konsumen terhadap ikan kembung, dimana nilai rata-rata ranking cenderung menurun sejalan dengan lamanya waktu penyimpanan. Untuk kadar EPA, bagian daging menunjukkan bahwa antara penyimpanan hari ke-0 sampai dengan hari ke-4 cenderung menurun, tetapi pada bagian kepala dan perut relatif tetap. Untuk kadar DHA, bagian kepala, daging dan perut masing-masing menunjukkan bahwa antara penyimpanan hari ke-0 sampai dengan hari ke-4 mengalami penurunan.
Yunizal, Ema Hastarini, M. Darmawan dan Hendarwan. 2003. Studi Tentang Asam Lemak Omega-3 Dari Bagian-bagian Tubuh Ikan Kembung Laki-laki (Restrelliger kanagurta) Yang Di-es. Laporan Teknis Penelitian Tahun 2002..Pusat Riset Pengolahan Produk dan Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan, Badan Riset Kelautan dan Perikanan, Departemen Kelautan dan Perikanan, 2003.
Yunizal, Ema Hastarini, M. Darmawan dan Hendarwan. 2003. Studi Tentang Asam Lemak Omega-3 Dari Bagian-bagian Tubuh Ikan Kembung Laki-laki (Restrelliger kanagurta) Yang Di-es. Laporan Teknis Penelitian Tahun 2002..Pusat Riset Pengolahan Produk dan Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan, Badan Riset Kelautan dan Perikanan, Departemen Kelautan dan Perikanan, 2003.
Pengaruh Umur Panen Rumput Laut Coklat (Sargassum filipendula) Terhadap Asam Lemak Omega-3
Bahan baku yang digunakan pada penelitian ini berasal dari rumput laut coklat Sargassum filipendula yang dipanen setiap bulan dari hasil budidaya rumput laut coklat menggunakan rakit bambu. Budidaya rumput laut coklat tersebut dilakukan di perairan Binuangeun (Kabupaten Lebak, Provinsi Banten). Untuk mengetahui pengaruh dari umur rumput laut terhadap komposisi asam lemak omega-3, maka dilakukan analisis panjang eumput laut coklat dan berat dari satu baris ikatan rumput laut arah memanjang rakit. Analisis kimiawi dan komposisi asam lemak omega-3 segar dan setelah rumput laut dikeringkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa budidaya rumput laut coklat ini kurang berhasil karena berat rumput laut yang dipanen setiap bulan, beratnya sedikit sekali bertamah dibandingkan dengan berat rumput laut pada awal penanaman. Disamping itu, ternyata pula kadar asam lemak dan asam lemak omega-3 yang dihasilkan makin sedikit setiap kali pengambilan contoh. Pada awal budidaya rumput laut coklat, kadar asam lemak omega-3 adalah 17.26 mg/kg, EPA 4.73 mg/kg ; DHA 5.20 mg/kg dan pada bulan ke-4 besarnya asam lemak omega-3 adalah 0.0288 mg/kg; EPA 0.0205 mg/kg; DHA 0.0022 mg/kg. . .
Ema Hastarini, Hari Eko Irianto, Sri Amini dan Yunizal. 2002. Pengaruh Umur Panen Rumput Laut Coklat (Sargassum filipendula) Terhadap Asam Lemak Omega-Teknis Penelitian Tahun 2002. Pusat Riset Pengolahan Produk dan Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan, Badan Riset Kelautan dan Perikanan, Departemen Kelautan dan Perikanan, 2002.
Ema Hastarini, Hari Eko Irianto, Sri Amini dan Yunizal. 2002. Pengaruh Umur Panen Rumput Laut Coklat (Sargassum filipendula) Terhadap Asam Lemak Omega-Teknis Penelitian Tahun 2002. Pusat Riset Pengolahan Produk dan Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan, Badan Riset Kelautan dan Perikanan, Departemen Kelautan dan Perikanan, 2002.
Subscribe to:
Posts (Atom)