Thursday, December 28, 2006

Teknologi Ekstraksi Pikokoloid Dari Rumput Laut

Industri pengolahan rumput laut di Indonesia merupakan salah satu jenis agroindustri penting dengan potensi yang besar. Jenis-jenis rumput laut di Indonesia terdapat 555 jenis dengan beberapa jenis potensial pada saat ini seperti : Gracilaria sp., Gelidium sp., Hypnea sp., Eucheuma sp., Turbinaria sp., dan Sargassum sp. Namun demikian perkembangan industri pengolahan rumput laut menunjukkan kondisi yang belum menggembirakan. Hal ini disebabkan karena banyak hal termasuk salah satu diantaranya adalah mutu produk yang dihasilkan belum dapat menyaingi kualitas mutu produk dari luar. Mutu produk ini disebabkan oleh : lingkungan tempat hidup rumput laut, umur panen, teknologi penanganan bahan baku dan teknologi ekstraksi senyawa pikokoloidnya. Dalam hal ini telah tersedia ekstraksi pikokoloid penghasil agar-agar yang sederhana, karaginan dan alginat di Indonesia. Penelitian Perikanan Laut Slipi yang diharapkan dapat memberikan masukkan terhadap teknologi yang selama ini telah ada dan perbaikan terhadap mutu produk yang dihasilkan sehingga dapat meningkatkan mutu pikokoloid produk Indonesia.


Rosmawaty Peranginangin dan Yunizal, 1999. Teknologi Ekstraksi Pikokoloid Dari Rumput Laut. Prosidings Pra Kipnas VII Forum Komunikasi I Ikatan Fikologi Indonesia (IFI). Serpong Gedung DRN, Puspitek, 8 September 1999. Halaman : 135 – 154.

Pengaruh Perlakuan Pembuatan Semi Refined Alginate Dari Rumput Laut Coklat (Turbinaria ornata) Segar Terhadap Kualitas Sodium Alginat

Penelitian perbaikan kualitas sodium alginat telah dilakukan dengan cara memperbaiki system penanganan rumput laut coklat (Turbinaria ornata) sejak dipanen. Teknik yang diterapkan adalah membuat intermediate product (semi refined alginate = SRA) yakni merendam Turbinaria ornata segar di dalam larutan alkali lemah (KOH). Tahap selanjutnya adalah mengolah SRA menjadi Na-alginat. Jenis pelarut pelarut untuk mengekstrak alginat dari SRA digunakan larutan natrium karbonat (Na2CO3) 2% (b/v), kemudian dipresipitasi dengan isopropil alcohol teknis. Hasil penelitian ditemukan bahwa pembuatan Na-alginat dari SRA telah dapat meningkatkan kekentalan. Nilai kekentalan Na-alginat tertinggi ditemukan pada perlakuan penggunaan 0.1% KOH sebesar 1412.5 cPs (2% b/v, suhu 25oC), rendmen 31.3%, derajat putih 40.3%, kadar air 14.8% dan kadar abu 31.7%.

Jamal Basmal, Yunizal dan Tazwir, 1999. Pengaruh Perlakuan Pembuatan Semi Refined Alginate Dari Rumput Laut Coklat (Turbinaria ornata) Segar Terhadap Kualitas Kalsium Alginat. Prosidings Pra Kipnas VII Forum Komunikasi I Ikatan Fikologi Indonesia (IFI). Serpong Gedung DRN, Puspitek, 8 September 1999. Halaman : 97 – 109.

Pengaruh Pemucatan dan pH Filtrat Terhadap Mutu Natrium Alginat

Telah dilakukan suatu penelitian tentang pengaruh dari bahan pemucat dan pH larutan campuran terhadap rendmen dan fisiko-kimia natrium alginat yang dihasilkan. Pada penelitian ini telah digunakan bahan pemucat larutan NaOCl 15 sebanyak 3% dari berat rumput laut dan perlakuan lain tidak ditambah bahan pemucat. Disamping itu pH filtrat larutan campuran yang dititrasi dengan larutan HCl 5% dibuat pH larutannya menjadi 2 – 3 dan 4 – 5. Hasil penelitian menunjukkan bahwa besarnya kadar abu total adalah antara 24.6% hingga 27.1% dengan viskositasnya masih rendah. Rendemen natrium alginat tertinggi yang diperoleh bila ditambahkan bahan pemucatan pada filtrat larutan campuran dan larutan campuran dititrasi dengan larutan HCl 5% hingga pH 4 – 5 (19.2%). Derajat putih yang dihasilkan meningkat setelah diberikan zat pemucat (28.2%) dan warnanya coklat muda.

Jovita Tri Murtini, Jamal Basmal dan Yunizal, 1999. Pengaruh Pemucatan dan pH Filtrat Terhadap Mutu Kalsium Alginat. Prosidings Pra Kipnas VII Forum Komunikasi I Ikatan Fikologi Indonesia (IFI). Serpong Gedung DRN, Puspitek, 8 September 1999. Halaman : 91 – 96.

Pengaruh Bahan Pemutih Dan Volume Kalsium Klorida Terhadap Mutu Kalsium Alginat

Telah dilakukan suatu penelitian tentang pengaruh bahan pemutih dan volume kalsium klorida terhadap rendemen Kalsium alginat. Pada penelitian ini telah digunakan dua jenis bahan pemucat (larutan NaOCl 1% dan larutan H2O2 30%) dan variasi volume pemakaian larutan kalsium klorida (30, 35 dan 40%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan bahan pemucat H2O2 30% dengan penambahan larutan kalsium klorida 10% untuk pembentukan kalsium alginat yang dihasilkan tidak banyak berbeda dengan makin banyak volume larutan kalsium klorida 10% yang digunakan. Penggunaan bahan pemucat larutan NaOCl 1% dengan penambahan larutan kalsium klorida 10% untuk pembentukan kalsium alginat yang paling tinggi adalah 42.2% bila digunakan larutan kalsium klorida 10% sebanyak 35% dari berat rumput laut yang digunakan. Disamping itu, ternyata pula bahwa bahan pemucat NaOCl 1%, karena berdasarkan kepada derajad putih yang lebih tinggi dihasilkan dari penggunaan H2O2, walaupun rendemennya sedikit lebih rendah.


Jovita Tri Murtini, Jamal Basmal dan Yunizal, 1999. Pengaruh Bahan Pemutih dan Volume Kalsium Klorida Terhadap Mutu Kalsium Alginat. Prosidings Pra Kipnas VII Forum Komunikasi I Ikatan Fikologi Indonesia (IFI). Serpong Gedung DRN, Puspitek, 8 September 1999. Halaman : 85 – 90.

Pengaruh Kadar Asam Klorida dan Sodium Hidroksida Serta Waktu Perendaman Rumput Laut Sargassum ilicifolium Terhadap Mutu Dan Rendemen Natrium Alginat

Suatu penelitian mengenai pengaruh perendaman rumput laut coklat dalam larutan HCl dan NaOH terhadap mutu natrium alginata yang diektrak dari rumput laut coklat Sargassum ilicifolium telah dilakuan. Pada tahap penapisan, rumput laut coklat direndam dalam larutan HCl 0.5% dan 1% kemudian dilanjutkan perendamannya dalam larutan NaOH 0.5% dan 1% dan waktu perendaman untuk keduanya adalah 30 menit dan 60 menit. Analisis mutu natrium alginata yang dilalulan adalah meliputi rendemen Na-alginat, kadar abu total, viskositas dan derajat putih. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rumput laut kering yang direndam dalam larutan HCl 1% selama 60 menit kemudian dilanjutkan perendamannya dalam larutan NaOH 0.5% selama 60 menit menghasilkan natrium alginata yang mempunyai derajat putih (48.4%), kadar air (16.9%), kadar abu (29.1%) dan viskositas (9.2 cPs), sedsangkan rendemennya (23.2%) lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Rumput laut coklat yang direndam dalam asam khlorida 1% mempunyai rendemen lebih tinggi dari pada yang direndam dalam asam klorida 0.5%, sedangkan viskositasnya sebaliknya.


Jovita Tri Murtini, Yunizal, dan Jamal Basmal. 2000. Pengaruh Kadar Asam Klorida dan Sodium Hidroksida Serta Waktu Perendaman Rumput Laut Sargassum ilicifolium Terhadap Mutu Dan Rendemen Natrium Alginat. Prosiding Seminar Nasional Penelitian dan Diseminasi Teknologi Budidaya Laut dan Pantai, Jakarta 2 Desember 1999. Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan Bekerjasama dengan Japan International Cooperation Agency (JICA ATA – 379). Halaman : 333 – 338.

Teknik Ekstraksi Asam Alginat Dari Rumput Laut Coklat (Phaeophyceae)

Telah dilakukan penelitian untuk mendapatkan teknologi ekstraksi asam alginat dari rumput laut coklat dengan menggunakan jenis rumput laut yang dipanen dari perairan Bandar Lampung. Setelah dikeringkan dengan sinar matahari diangkut ke Laboratorium Instalasi Penelitian Perikanan Laut Slipi, Jakarta. Pada tahap penapisan digunakan 2 vasiasi, yaitu rumput laut coklat direndam dalam larutan HCl 0.5% dan larutan HCl 1% yang sebelumnya rumput laut coklat tersebut dicuci dengan air bersih dan dipres. Penapisan ini dilakukan selama 1 jam pada suhu kamar. Ekstraksi dilakukan dengan cara merendam rumput laut coklat dalam larutan Na2CO3 1% dan larutan Na2CO3 2% dengan volume, yaitu 1 : 10 (b/v) dan 1 : 15 b/v), lalu dipanaskan pada suhu 60oC selama 60 menit. Ke dalam larutan ditambah bahan pemutih sebanyak 3% (b/v), lalu ditambah larutan HCl 5%, HCl 10%, H2SO4 5% dan H2SO4 15% hingga pH larutan menjadi 2.5. Asam alginat yang diperoleh direndam dalam pelarut asam propanol (IPA) beberapa saat setelah itu dipres dengan tangan. Padatan asam alginat dicabik-cabik halus, kemudian dikeringkan dengan alat pengering pada suhu 40oC selama 12 jam. Rendemen asam alginat yang dihasilkan dihitung. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa rendemen asam alginat tertinggi didapatkan dari rumput laut coklat kering yang ditapis dalam larutan HCl 1% selama 1 jam pada suhu kamar, diektraksi dengan larutan natrium karbonat 2% dengan rasio bobot rumput laut coklat terhadap volume larutan natrium karbonat 1 : 15 (b/v) dan kemudian dipanaskan pada suhu 60oC selama 60 menit. Setelah larutan disaring, filtrat yang diperoleh ditambah larutan H2SO4 15%. Rendemen yang dihasilkan adalah 37.3% dengan kadar abu total 5.1% dan derajat putih 48.3%.

Tazwir, Suyuti Nasran dan Yunizal, 2000. Teknik Ekstraksi Asam Alginat Dari Rumput Laut Coklat (Phaeophyceae). Prosiding Seminar Hasil Penelitian Perikanan 1999/2000, Sukamandi 21 – 22 September 2000. Pusat Penelitian dan Pengembangan Eksplorasi Laut dan Perikanan, Departemen Kelautan dan Perikanan. Halaman : 310 – 317.

Pengaruh Volume Dan Waktu Ekstraksi Natrium Alginat Dalam Larutan Natrium Karbonat

Telah dilakukan penelitian tentang pengaruh volume dan waktu ekstraksi Na-alginat dalam larutan Natrium karbonat. Pada penelitian ini ekstraksi Na-alginat dilakukan dengan cara pemanasan dalam larutan Na2CO3 2% dengan volume 10 kali dan 15 kali dari berat rumput laut yang digunakan pada suhu 60oC selama 30 menit dan 60 menit. Hasil penelitian yang diperoleh ternyata bahwa penggunaan volume larutan perebus rumput laut coklat 15 kali dari berat rumput laut coklat, ternyata dapat meningkatkan rendemen Na-alginat bila dibandingkan dengan Na-alginat yang diperoleh bila digunakan volume larutan Na2CO3 sebanyak 10 kali dari berat rumput laut coklat dan makin lama waktu perebusan, rendemen Na-alginat yang diperoleh makin tinggi pula. Rendemen Na-alginat yang tertinggi diperoleh apabila penggunaan volume larutan Na2CO3 15 kali dari berat rumput laut dan waktu perendamannya adalah 60 menit. Besarnya rendemen tersebut adalah 36.8%. Disamping itu terlihat juga bahwa viskositas Na-alginat yang dihasilkan masih rendah, Dengan menggunakan variasi volume larutan Na2CO3 dan waktu perebusannya tidak mampu meningkatkan /meninggikan viskositasnya.


Jamal Basmal, Yunizal dan J. Tri Murtini, 1999. Pengaruh Volume dan Waktu Ekstraksi Natrium Alginat Dalam Larutan Natrium karbonat. Prosiding : Pra Kipnas VII, Forum Komunikasi I Ikatan Fikologi Indonesia (IFI), Serpong Gedung DRN Puspitek, 8 September 1999. Halaman : 119 – 126.